Minggu, 16 Maret 2014

Tak Ada yang Abadi

Terpikirkan mau nulis ketika denger lagunya Peterpan "Tak Ada yang Abadi" yang grup musiknya sekarang ganti nama "Noah". Tapi disini saya bukan akan membahas tentang  NOAH atopun macem-macem lagunya. Melainkan lirik lagu tersebut mengingatkan saya akan beberapa hal yang saya alami akhir-akhir ini. Banyak orang-orang terdekat teman saya maupun teman saya sendiri yang tiba-tiba dipanggil ke Rahmatullah.

Pertama, teman saya (guru di sebuah SMK)
Ketika kebahagian datang di keluarganya karena  beliau akan melahirkan anak kembar,    beliau sesak nafas, akhirnya pingsan ketika mau melahirkan. Pihak rumah sakit setempat tak sanggup menanganinya, akhirnya beliau dirujuk ke rumah sakit lain. Dalam perjalanan ke rumah sakit lain, nyawa beliau dan kedua anaknya tak bisa terselamatkan. Kabar yang mulanya adalah detik-detik kebahagiaan kini menjadi ratapan tangisan yang disesalkan. Tapi apa gunanya disesalkan, toh semua sudah terjadi. Kita hanya bisa mengikhlaskan dan mendoakan agar beliau dan kedua anaknya mendapat tempat terbaik di sisiNya, diampuni segala dosanya, dilapangkan kuburnya, dan dijauhkan dari siksa kubur dan siksa neraka. Amiiiin...

Kedua, ayah teman saya di program AK
Ketika pulang dari kampus, tiba-tiba dia mendapat telepon dari seseorang yg mengatakan bahwa dia turut berduka cita atas ayahnya yg meninggal. Mulanya dia sendiri ga percaya, karena barusan telepon kakaknya dan kakaknya tidak bilang apa-apa, seperti tidak ada sesuatu yang terjadi. Kita sendiri juga ga percaya karena akhir-akhir ini banyak penipuan yg beredar melalui telepon.  Tapi, perasaannya yg tidak enak sejak kemarin, memberanikan dirinya untuk menelepon kembali kakaknya. Dan ternyata benar, kakaknya yg mulanya menutup-nutupi kabar itu akhirnya mengaku juga. Kontan, tangis sang adik pecah, dan kita hanya bisa diam mendengar kabar itu. Bagai petir di tengah teriknya mentari, kita semua tidak ada yg menyangka.

Padahal baru 2 bulan lalu, waktu mau pulang kampung, temen saya itu nyeletuk, "pulang mi kau, jangan sampai kamu nyesel, barangkali ini kesempatan terakhir kamu bersama orangtuamu, kamu pasti nyesel kalo ga jadi pulang". Kurang lebih seperti itu kata-katanya menasehati salah satu temenku yg ga mau pulang. Dan tak disangka, dia yg pertama kali memperoleh bukti dari kata-katanya. Lagi-lagi hanya do'a yg bisa kita panjatkan. Agar beliau diampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat terbaik disisiNya.

Ketiga, teman kuliah saya di UM
Dia teman sekelas saya waktu semester 1 dan 2. Saya mendapat kabar dia meninggal karena terkena Demam Berdarah. Katanya telat dibawa ke rumah sakit. Trombositnya sudah turun drastis. Dan nyawanya tidak tertolong. Saya hanya bisa mengucapkan "innalillahi wa inna ilaihi roji'un". Banyak yang tidak percaya dia meninggal secara tiba-tiba di usia yg semua itu. Duka yg mendalam dialami oleh keluarganya, orang-orang terdekatnya, dan kita, teman-teman kuliahnya.

Keempat, kakak teman kuliah saya di UM juga
Kakaknya sudah  cukup lama mengidap radang usus. Penyebabnya katanya gara-gara terlalu sering makan mie instan. Mungkin zat-zat berbahaya di dalam ususnya sudah mengendap cukup banyak dan mengganggu metabolisme bahkan merusak ususnya. Tapi terakhir mendengar kabarnya, kakaknya sudah dioperasi. Aku kira kondisinya sudah membaik. Ternyata tidak, dan kemarin aku mendengar kabar duka itu. Katanya kakaknya sudah dioperasi 4 kali. Tapi, sebaik-baik manusia berusaha, tetap Allah yang menentukan. Pasti ada hikmah di balik semua ini. Kita sebagai manusia hanya bisa mengikhlaskan apa yang sudah menjadi takdirNya. Berat memang, tapi itu yang membuat kita lebih kuat dalam menjalani hidup. Dan yang pasti mendoakan yang terbaik untuknya yang berada di sana.

Ya… memang tak ada yang abadi di dunia ini. Mungkin saat ini nama-nama orang di sekitar kita yang telah tiada yang terukir di batu nisan. Tapi, cepat atau lambat pasti suatu saat nanti nama kita yang terukir disana. Di batu nisan itu.

Ya... Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Yang jadi pertanyaan adalah apakah kita sudah siap menghadapinya? Siapkah menghadapi kematian yang setiap saat bisa menghampiri kita? Bukankah kita sekarang sudah berada dalam daftar antrian malaikat izrail?
Jawabannya sudah pasti, tidak ada yang benar-benar siap menghadapi kematian, termasuk saya. Kalau misalnya kematian itu bisa dipending, tentunya siapapun itu akan minta pending, sebaik dan sebanyak apapun amalnya. Mengapa demikian? Masing-masing dari kita pasti tau alasannya. // Susah dijelaskan dengan kata-kata… pasti ada seribu alasan, sepuluh ribu, bahkan kalo perlu sejuta alasan kalo itu baru bisa diterima pending kita.

Dan sayangnya itu hanyalah khayalan belaka… ye..ye…sayangnya kematian tidak dapat dipending. Mau tidak mau kita harus siap. Jadi… marilah kita gunakan sebaik-baiknya umur kita yang tersisa ini untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Bukankah Rasul pernah bilang, "sebaik-baik manusia itu adalah yang bermanfaat bagi sesamanya"

 masih banyak lagi sebenernya yang mau saya tulis tentang topik ini...
tapi... belum ada ide lagi...
jadi, kalo begitu,,,,

… to be continued


Manado, 16 Maret 2014

By: senyum   (^__^)

1 komentar:

  1. The Top 10 Casinos in Vegas, NV | Mapyro
    It's hard to 원주 출장샵 pinpoint a good place for a 안산 출장샵 casino game when 아산 출장안마 it comes to the location of the casino. It's located about 1.6 miles (2 안양 출장샵 km) from 김천 출장샵 the centre of the Strip.

    BalasHapus