Jumat, 20 Desember 2013

Oplosan vs Brenti Jo Bagate


Oplosan
Oplosan? Panganan opo kuwi ? (translate: makanan apa itu)
Ck..ck..ck.. Kalo masih ada yg bertanya seperti itu,, kemana aja lhoe… ( -,- ) Hari gini ga kenal 'oplosan'?

Ok, justifikasi   // walah,, bahasa tingkat tinggi..
Mm… apa ya bahasa biasanya…
Mbohkah…  (  -,- )'
Kata "Oplosan" mungkin tidak asing lagi bagi penggemar acara YKS (Yuk Keep Smile) di salah satu stasiun TV swasta. Oplosan adalah salah satu judul lagu yang dipopulerkan oleh Soimah, penyanyi yg akhir-akhir ini lagi naik daun, yg suaranya "cethar membahana",  menggelegar ngalah-ngalahin petir.. Hehehe.. mantab jaya deh pokoknya...
Gara2 so'imah, lagu oplosan itu terkenal sampe pucuknya Sulawesi juga…
 # kok tau?
Saya kan sudah hampir 4 bulan di Manado pakdhe… :P
Naa.. Itu kan judul lagunya… Trus, oplosan itu sendiri sebenarnya apa? Dan apa hubungannya dengan "Brenti Jo Bagate" ?
# kalo orang Manado pasti connect nie..  ; ) 

OK.. Untuk lebih jelasnya, kita kupas secara tajam, setajammm.. SILET…








Oplosan adalah lawan kata dari 'murni' yaitu campuran. Yang dimaksud oplosan dalam lagu yang populer itu adalah minuman keras yg tidak asli, bukan minuman keras resmi. Minuman ini bisa jadi merupakan minuman keras resmi yang dicampur dengan bahan-bahan lain yang lebih murah, atau minuman keras yang memang diracik sendiri oleh peminumnya.
# Makanya maboknya jadi ga jelas… orang ngraciknya juga ngasal

** eh, emang ada orang mabok jelas?

Hehehe.. Nggak ada sih….

Bahan yang digunakan untuk mengoplos miras itu juga macem-macem. Ini dia diantaranya bahan yg biasanya digunakan untuk membuat oplosan dan BAHAYANYA :

1.        Miras dengan minuman berenergi
Untuk mendapatkan cita rasa yang lebih baik, penggemar minuman keras sering menambahkan suplemen minuman berenergi ke dalam minumannya. Oplosan ini sering disebut ‘Sunrise’, dan bisa mengurangi rasa pahit pada bir atau rasa menyengat pada alkohol yang kadarnya lebih tinggi. Jika digabungkan, efeknya bisa memicu gagal jantung.

 2.        Miras dengan spiritus atau jenis miras yang lain
Di warung-warung tradisional, pengoplosan beberapa jenis minuman keras dilakukan untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Minuman yang harganya mahal seperti Vodka dicampur dengan spiritus, atau jenis minuman keras lain yang tidak jelas kandungan alkoholnya. Jenis alkohol yang aman dikonsumsi hingga jumlah tertentu adalah alkohol dengan 2 atom karbon atau etanol. Sementara alkohol dengan satu atom karbon atau metanol umumnya digunakan sebagai pelarut atau bahan bakar, sehingga sangat beracun jika diminum, 10 mL methanol cukup untuk menyebabkan kebutaan dan 30 mL akan menyebabkan dampak lebih fatal termasuk kematian.

3.       Miras dengan obat-obatan
Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang menambahkan obat-obatan ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetas mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan aktivitas metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini adalah kerusakan hati dan ginjal. Efek lainnya sangat beragam, tergantung jenis obatnya.

# gila lho.. Miras campur obat nyamuk? Gak sekalian aja bunuh diri, daripada mati pelan-pelan… eh.. Astagfirullahaladzim…
Jangan coba-coba ya sobat… es campur masih enak kok (daripada nyampur-nyampur begituan), jus jeruk juga enak… (eh, jadi inget temen saya :P )

Naa.. Itulah bahayanya Oplosan…
Sekarang kita kembali ke lagu Oplosan. Lagu oplosan, dilihat dari liriknya sebenernya bertujuan mengajak orang-orang yang biasa minum miras oplosan untuk berhenti minum. Lebih jelasnya, Ini dia lirik lagunya beserta artinya dalam bahasa Indonesia :

Opo ora eman duite
Tidakkah kau sayang uangmu
gawe tuku banyu setan
Untuk beli air setan
opo ora mikir yen mendem
Apa tak mikir kalo mabuk
iku biso ngrusak pikiran
Bisa merusak pikiran
ojo diteruske mendemme
Jangan kau teruskan mabukmu
mergo ora ono untunge
Karna tak ada untungya
yo cepet lerenono mendemu
Cepatlah berhenti mabukmu
ben dowo umurmu
Agar panjang umurmu
Ugo sawangen kae kanca kancamu
Juga lihatlah teman-temanmu
akeh sing podo gelempangan
Banyak yang bergelimpangan
ugo akeh sing kelesetan ditumpakke ambulan
Juga banyak yang tidak sadar  dinaikkan ambulan
yo wes cukupno anggonmu mendem
Sudah cukup kau mabuk-mabukanmu
yo wes cukup anggonmu gendeng
Sudah cukup kegilaanmu
yo mari mari o yo leren leren no
Sudah sudahilah.. Berhentilah...
ojo diterus terusno
Jangan diterus-teruskan

Reff :
Tutupen botolmu tutupen oplosanmu
Tutuplah botolmu tutuplah oplosanmu
emanen nyowomu ojo mbok terus teruske
Sayanglah nyawamu jangan diterus-teruskan
mergane ora ono gunane
Karena tidak ada gunanya

 #Trus apa hubungannya dengan "Brenti Jo Bagate" ?

Kita simak dulu, apa itu “Brenti jo Bagate” 

Brenti jo Bagate

Slogan “Brenti jo Bagate” hanya akan Anda jumpai di Manado. Dulu pertama kali saya datang disana saya kira brenti jo bagate
Itu artinya "berhentilah kalo lampu merah" ato sejenisnya, soalnya di jalan-jalan banyak tulisan begituan. Di sana bertaburan spanduk-spanduk (dan baliho) yang mengatakan supaya brenti jo bagate. Slogan ini bukan sembaran slogan, bukan pula dalam rangka pilkada. Ini adalah sebuah slogan ajakan untuk berhenti dari kebiasaan meminum  minuman keras 

Dalam suatu situs disebutkan bahwa kata ‘bagate’ sendiri sebenarnya tidak ada dalam kamus bahasa Manado sebagai pengganti arti dari kalimat minum minuman keras. Kata bagate (kata dasar‘gate’) itu kalau dalam bahasa Indonesia sesungguhnya dapat diartikan sebagai tarik, gaet, kait. Nah, entah dari mana asal muasalnya orang yang minum minuman keras disebut sebagai ‘bagate’. Umpamanya pada kalimat ini, “Mari jo torang pi bagate di warong sablah” (Mari kita pergi minum minuman keras di warung sebelah).

Mabuk-mabukan sepertinya sekarang sudah membudaya di Manado ini, sampai-sampai tidak cukup dari lisan ke lisan, pemerintah setempatpun menjadikannya slogan agar masyarakatnya sadar.

Ajakan brenti jo bagate ini pertama kali dicetus oleh Kapolda Sulut Brigjen Polisi Drs. Dicky Atotoy sejak bulan Pebruary 2012 lalu. Gebrakannya dalam memberantas aksi minum-minuman keras yang sering berujung pada mabuk-mabukan serta meningkatnya tindak kekerasan dan kriminalisasi.Bagi sebagian, aksi dan slogan ajakan ini dianggap sebagai alasan basa-basi, karena toh banyak toko serta warung-warung kecil yang tetap menjual Cap Tikus (minuman keras paling digemari di Manado dan Minahasa). 

Pembunuh Nomor Satu

Pernah ada surat kabar yang sangat terkenal di Manado menurunkan berita HL dengan judul menyeramkan. Di sana tertera kalimat ini, “Miras adalah pembunuh nomor 1 di Sulut.” Bagaimana tidak, Cap tikus yang dijual bebas itu memiliki kadar alkohol yang sangat tinggi,lebih tinggi dari yang dijual di Amerika seperti Whisky, Vodka, Jack Daniels dan lainnya, dan itu dapat membakar tubuh kita. 

Minuman dengan kadar alkohol bisa sampai 70% ini sudah menjadi semacam cap (brand)nya orang Minahasa. Katanya, “Kalo nintau bagate Cap Tikus sama deng bencong jo!” (Kalau tidak bisa minum Cap Tikus berarti banci alias bukan laki-laki sejati.) Tidak sepenuhnya benar. Tapi kenyataan di lapangan juga berbicara, bahwa betapa banyak anak-anak muda dan para remaja minum Cap Tikus hanya sebagai lambang gengsi, supaya tidak dicap banci, dan alasan-alasan tidak jelas lainnya.

Padahal orang-orang Minahasa jaman dulu meminum Cap Tikus hanya untuk menghangatkan tubuh. Bukan supaya mabuk. Beberapa daerah di Minahasa seperti Tondano, Tomohon, Sonder, Modoinding, dan daerah-daerah pegunungan lainnya memang termasuk daerah bercuaca lumayan dingin. Tapi sekarang, Cap Tikus tidak lagi dijadikan minuman penghangat tubuh, tapi diminum sampai teler dan mabuk.  Sekarang "budaya minum" itu sudah menjalma menjadi pemicu tindak kekerasan dan kejahatan. Tak hanya sampai disitu, selain merusak pikiran, minuman itu juga dapat membahayakan organ-organ tubuh (lihat penjelasan oplosan di atas), bahkan bisa mengakibatkan kematian

Naa.. Dari sini sudah tau kan hubungannya?

Lagu oplosan, sebenarnya secara tidak langsung turut mengingatkan warga Manado supaya berhnti mabuk-mabukan, senada dengan slogan “Brenti jo Bagate”

Sayangnya lagu oplosan ini masih populer dalam bahasa Jawa, sehingga tidak banyak orang tau liriknya dan makna dari lagu itu. Kalau orang-orang Manado dan sekitarnya tau artinya, semoga mereka sadar saat mendengar lagu itu.
Harusnya pemerintah juga turut mempopulerkan lagu Oplosan dalam bahasa Indonesia (entah dalam bentuk peringatan hari anti mabok atau apa),, disamping memajang slogan “Brenti jo Bagate” biar lebih mengena pada masyarakatnya.
# eh, ngomong apa sih Nani…
Ah, namanya juga pendapat.. Sah-sah saja kan…?
Hehehe…
Namun pada akhirnya tetap kembali kepada individu masing-masing. Sesering apapun orang lain, atau bahkan pemerintah mengingatkannya, spanduk terpampang dimana-mana, tapi kalau hatinya masih belum terketuk untuk berhenti dan sadar, dia tidak akan berhenti.
Yah.. Kita doakan saja semoga mereka yg masih "bagate" supaya sadar dan kembali ke jalan yang benar. Amiiiin….


*** Sekian, semoga bermanfaat… ***

 Sumber :
http://www.artikata.com/arti-372542-oplosan.html
http://wandaargadinata.blogspot.com/2013/10/miras-oplosan-yang-berbahaya.html
http://www.liriklagu.info/i/imelda-oplosan-versi-original-jawa-indonesia.html 
http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/21/cap-tikus-minuman-ciptaan-dewa-pembunuh-nomor-1-di-sulut-karena-itu-brenti-jo-bagate-561987.html