Oplosan
Oplosan?
Panganan opo kuwi ? (translate: makanan apa itu)
Ck..ck..ck.. Kalo
masih ada yg bertanya seperti itu,, kemana aja lhoe… ( -,- ) Hari gini ga kenal
'oplosan'?
Ok, justifikasi // walah,, bahasa tingkat tinggi..
Mm… apa ya bahasa
biasanya…
Mbohkah… ( -,-
)'
Kata
"Oplosan" mungkin tidak asing lagi bagi penggemar acara YKS (Yuk Keep
Smile) di salah satu stasiun TV swasta. Oplosan adalah salah satu judul lagu
yang dipopulerkan oleh Soimah, penyanyi yg akhir-akhir ini lagi naik daun, yg
suaranya "cethar membahana",
menggelegar ngalah-ngalahin petir.. Hehehe.. mantab jaya deh pokoknya...
Gara2 so'imah, lagu
oplosan itu terkenal sampe pucuknya Sulawesi juga…
# kok tau?
Saya kan sudah
hampir 4 bulan di Manado pakdhe… :P
Naa.. Itu kan judul
lagunya… Trus, oplosan itu sendiri sebenarnya apa? Dan apa hubungannya dengan
"Brenti Jo Bagate" ?
# kalo orang Manado
pasti connect nie.. ; )
OK.. Untuk lebih
jelasnya, kita kupas secara tajam, setajammm.. SILET…
Oplosan adalah lawan
kata dari 'murni' yaitu campuran. Yang dimaksud oplosan dalam lagu yang
populer itu adalah minuman keras yg tidak asli, bukan minuman keras resmi.
Minuman ini bisa jadi merupakan minuman keras resmi yang dicampur dengan
bahan-bahan lain yang lebih murah, atau minuman keras yang memang diracik
sendiri oleh peminumnya.
# Makanya maboknya
jadi ga jelas… orang ngraciknya juga ngasal
** eh, emang ada
orang mabok jelas?
Hehehe.. Nggak ada
sih….
Bahan yang digunakan untuk mengoplos miras itu juga macem-macem. Ini dia diantaranya bahan yg biasanya digunakan untuk membuat oplosan dan BAHAYANYA :
1.
Miras dengan minuman berenergi
Untuk
mendapatkan cita rasa yang lebih baik, penggemar minuman keras sering
menambahkan suplemen minuman berenergi ke
dalam minumannya. Oplosan ini sering disebut ‘Sunrise’, dan bisa mengurangi
rasa pahit pada bir atau rasa menyengat pada alkohol yang kadarnya lebih
tinggi. Jika digabungkan, efeknya bisa memicu gagal
jantung.
2. Miras
dengan spiritus atau jenis miras yang lain
Di
warung-warung tradisional, pengoplosan beberapa jenis minuman keras dilakukan
untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Minuman yang harganya mahal seperti
Vodka dicampur dengan spiritus, atau
jenis minuman keras lain yang tidak jelas kandungan alkoholnya. Jenis alkohol
yang aman dikonsumsi hingga jumlah tertentu adalah alkohol dengan 2 atom karbon
atau etanol. Sementara alkohol dengan satu atom karbon atau metanol umumnya
digunakan sebagai pelarut atau bahan bakar, sehingga sangat beracun jika diminum, 10 mL methanol cukup untuk
menyebabkan kebutaan dan 30 mL akan
menyebabkan dampak lebih fatal termasuk kematian.
3. Miras
dengan obat-obatan
Dengan
anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang menambahkan obat-obatan
ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetas
mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan aktivitas
metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini adalah kerusakan hati dan ginjal. Efek lainnya sangat
beragam, tergantung jenis obatnya.
#
gila lho.. Miras campur obat nyamuk? Gak sekalian aja bunuh diri, daripada mati
pelan-pelan… eh.. Astagfirullahaladzim…
Jangan
coba-coba ya sobat… es campur masih enak kok (daripada nyampur-nyampur
begituan), jus jeruk juga enak… (eh, jadi inget temen saya :P )
Naa.. Itulah
bahayanya Oplosan…
Sekarang
kita kembali ke lagu Oplosan. Lagu oplosan, dilihat dari liriknya sebenernya
bertujuan mengajak orang-orang yang biasa minum miras oplosan untuk berhenti
minum. Lebih jelasnya, Ini dia lirik lagunya beserta artinya dalam bahasa
Indonesia :
Opo
ora eman duite
Tidakkah kau sayang uangmu
gawe
tuku banyu setan
Untuk beli air setan
opo
ora mikir yen mendem
Apa tak mikir kalo mabuk
iku
biso ngrusak pikiran
Bisa merusak pikiran
ojo
diteruske mendemme
Jangan kau teruskan mabukmu
mergo
ora ono untunge
Karna tak ada
untungya
yo
cepet lerenono mendemu
Cepatlah berhenti mabukmu
ben
dowo umurmu
Agar panjang umurmu
Ugo
sawangen kae kanca kancamu
Juga lihatlah teman-temanmu
akeh
sing podo gelempangan
Banyak yang bergelimpangan
ugo
akeh sing kelesetan ditumpakke ambulan
Juga banyak yang tidak sadar dinaikkan ambulan
yo
wes cukupno anggonmu mendem
Sudah cukup kau mabuk-mabukanmu
yo
wes cukup anggonmu gendeng
Sudah cukup kegilaanmu
yo
mari mari o yo leren leren no
Sudah sudahilah.. Berhentilah...
ojo
diterus terusno
Jangan diterus-teruskan
Reff
:
Tutupen
botolmu tutupen oplosanmu
Tutuplah botolmu tutuplah oplosanmu
emanen
nyowomu ojo mbok terus teruske
Sayanglah nyawamu jangan diterus-teruskan
mergane
ora ono gunane
Karena tidak ada gunanya
#Trus apa
hubungannya dengan "Brenti
Jo Bagate" ?
Kita simak dulu, apa itu “Brenti jo Bagate”
Brenti jo Bagate
Slogan “Brenti jo Bagate” hanya akan Anda jumpai di Manado. Dulu pertama kali saya datang
disana saya kira brenti jo
bagate
Itu artinya "berhentilah kalo lampu merah" ato
sejenisnya, soalnya di jalan-jalan banyak tulisan begituan. Di sana bertaburan
spanduk-spanduk (dan baliho) yang mengatakan supaya brenti jo bagate. Slogan ini bukan sembaran slogan, bukan pula dalam
rangka pilkada. Ini adalah sebuah slogan ajakan untuk berhenti dari kebiasaan
meminum minuman keras
Dalam suatu situs disebutkan bahwa kata ‘bagate’ sendiri sebenarnya tidak ada
dalam kamus bahasa Manado sebagai pengganti arti dari kalimat minum
minuman keras.
Kata bagate (kata dasar‘gate’) itu kalau dalam bahasa Indonesia sesungguhnya dapat diartikan
sebagai tarik, gaet, kait. Nah, entah dari mana asal muasalnya orang yang minum
minuman keras disebut sebagai ‘bagate’. Umpamanya pada kalimat
ini, “Mari jo torang pi bagate di warong sablah” (Mari kita pergi minum
minuman keras di warung sebelah).
Mabuk-mabukan
sepertinya sekarang sudah membudaya di Manado ini, sampai-sampai tidak cukup
dari lisan ke lisan, pemerintah setempatpun menjadikannya slogan agar
masyarakatnya sadar.
Ajakan brenti jo bagate ini
pertama kali dicetus oleh Kapolda Sulut Brigjen Polisi Drs. Dicky Atotoy sejak bulan
Pebruary 2012 lalu. Gebrakannya dalam memberantas aksi minum-minuman keras yang
sering berujung pada mabuk-mabukan serta meningkatnya tindak kekerasan dan
kriminalisasi.Bagi sebagian, aksi dan slogan ajakan ini dianggap sebagai alasan
basa-basi, karena toh banyak toko serta warung-warung kecil yang tetap
menjual Cap Tikus (minuman keras paling digemari di Manado dan
Minahasa).
Pembunuh Nomor Satu
Pernah ada surat kabar yang sangat terkenal di Manado menurunkan
berita HL dengan judul menyeramkan. Di sana tertera kalimat ini, “Miras
adalah pembunuh nomor 1 di Sulut.” Bagaimana tidak, Cap tikus yang dijual bebas itu memiliki
kadar alkohol yang sangat tinggi,lebih tinggi dari yang dijual di Amerika
seperti Whisky, Vodka, Jack Daniels dan lainnya, dan itu dapat membakar tubuh
kita.
Minuman dengan kadar alkohol bisa sampai 70% ini sudah menjadi
semacam cap (brand)nya orang Minahasa. Katanya, “Kalo
nintau bagate Cap Tikus sama deng bencong jo!” (Kalau tidak bisa minum Cap Tikus berarti
banci alias bukan laki-laki sejati.) Tidak sepenuhnya benar. Tapi kenyataan di
lapangan juga berbicara, bahwa betapa banyak anak-anak muda dan para remaja
minum Cap Tikus hanya sebagai lambang gengsi, supaya tidak dicap banci, dan alasan-alasan
tidak jelas lainnya.
Padahal
orang-orang Minahasa jaman dulu meminum Cap Tikus hanya untuk menghangatkan
tubuh. Bukan supaya mabuk. Beberapa daerah di Minahasa seperti Tondano,
Tomohon, Sonder, Modoinding, dan daerah-daerah pegunungan lainnya memang
termasuk daerah bercuaca lumayan dingin. Tapi sekarang, Cap Tikus tidak lagi
dijadikan minuman penghangat tubuh, tapi diminum sampai teler dan mabuk.
Sekarang "budaya minum" itu sudah menjalma menjadi pemicu
tindak kekerasan dan kejahatan. Tak hanya sampai disitu, selain merusak
pikiran, minuman itu juga dapat membahayakan organ-organ tubuh (lihat
penjelasan oplosan di atas), bahkan bisa mengakibatkan kematian
Naa..
Dari sini sudah tau kan hubungannya?
Lagu oplosan, sebenarnya secara tidak langsung turut
mengingatkan warga Manado supaya berhnti mabuk-mabukan, senada dengan slogan “Brenti jo Bagate”
Sayangnya
lagu oplosan ini masih populer dalam bahasa Jawa, sehingga tidak banyak orang
tau liriknya dan makna dari lagu itu. Kalau orang-orang Manado dan sekitarnya
tau artinya, semoga mereka sadar saat mendengar lagu itu.
Harusnya pemerintah juga turut mempopulerkan lagu Oplosan
dalam bahasa Indonesia (entah dalam bentuk peringatan hari anti mabok atau
apa),, disamping memajang slogan “Brenti jo Bagate” biar lebih mengena pada
masyarakatnya.
#
eh, ngomong apa sih Nani…
Ah,
namanya juga pendapat.. Sah-sah saja kan…?
Hehehe…
Namun
pada akhirnya tetap kembali kepada individu masing-masing. Sesering apapun
orang lain, atau bahkan pemerintah mengingatkannya, spanduk terpampang
dimana-mana, tapi kalau hatinya masih belum terketuk untuk berhenti dan sadar,
dia tidak akan berhenti.
Yah.. Kita doakan saja semoga mereka yg masih "bagate" supaya sadar dan kembali ke jalan yang benar.
Amiiiin….
***
Sekian, semoga bermanfaat… ***
Sumber :
http://www.artikata.com/arti-372542-oplosan.html
http://wandaargadinata.blogspot.com/2013/10/miras-oplosan-yang-berbahaya.html
http://www.liriklagu.info/i/imelda-oplosan-versi-original-jawa-indonesia.html
http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/21/cap-tikus-minuman-ciptaan-dewa-pembunuh-nomor-1-di-sulut-karena-itu-brenti-jo-bagate-561987.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar