Kira-kira kitab apa yang bisa dikategorikan bukan kitab biasa?
Kitab apa yang paling spesial di muka bumi?
Yupzz… 100 buat yang bisa nebak !!!
Itulah Al-Qur’an. Kenapa Al-Qur’an itu bisa dikatakan bukan kitab biasa? Kenapa Al-Qur’an itu dikatakan spesial?
Karena Al-Qur’an merupakan kitab tertinggi dan termulia diantara kitab-kitab yang lain karena Al-Qur’an adalah kalamullah yang Allah diturunkan untuk kita sebagai petunjuk hidup. Oleh karena itu, cara memperlakukannya tidak boleh sembarangan, tidak boleh asal naruh, asal baca, bahkan mendengarkanya tidak boleh asal-asalan agar kita bisa dapat manfaatnya.
Jadi, disini saya akan membahas tentang adab terhadap Al-Qur’an yang terkadang kita sepelekan, tapi sebenarnya penting untuk kita terapkan. Berikut beberapa adab terhadap Al-Qur’an yang saya ambil dari beberapa sumber. Untuk lebih memudahkan, saya membaginya menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Adab Memperlakukan Al-Qur’an
1. Tidak mensejajarkan Al‐Qur’an dengan sesuatu yang lebih rendah.
Perlakuan seperti ini terkadang terjadi tanpa kita sadari. Misalnya, meletakkan Al‐Qur’an di atas sajadah yang kita duduki atau meletakkan Al-Qur’an di tempat yang sejajar dengan kaki kita. Hal ini, terkesan mensejajarkan Al-Qur’an dengan sesuatu yang rendah, walaupun kita tidak berniat seperti itu. Karena Al-Qur’an adalah kitab tertinggi yang merupakan perkataan Allah, maka hendaknya Al-Qur’an diletakkan di rak, atau tempat yang tinggi namun mudah dijangkau oleh tangan kita, agar memudahkan kita untuk mengambilnya ketika hendak membaca.
2. Menyentuh Al-Qur’an dalam keadaan suci
Maksudnya, dianjurkan menyentuh Al-Qur’an ketika kita sudah berwudhu, atau wudhunya masih belum batal. Allah Ta’ala berfirman : “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (QS. Al-Waqi’ah:79). Orang yang berhadats besar atau kecil tidak boleh menyentuh mushaf Al-Qur’an baik seluruh atau sebagiannya. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 17: 127).
3. Tidak membiarkan Al‐Qur’an dalam keadaan terbuka jika tidak dibaca atau saat berbicara.
Dalam membaca Al‐Qur’an, hendaknya fokus untuk membacanya. Jika harus memulai suatu pembicaraan yang penting, kita dapat menutup Al‐Qur’an selama pembicaraan itu berlangsung, kemudian membukanya kembali. Karena Al‐Qur’an tidak seperti buku‐buku lainnya, maka membaca Al‐Qur’an tidak bisa seperti membaca buku bacaan, dengan kata lain harus memperlakukannya dengan baik.
b. Adab Membaca Al-Qur’an
Nabi Saw. bersabda,”Satu huruf dari membaca Al Quran, akan diberi Allah pahala 10 kebajikan”.
1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang
2. Membaca ta’awudz / isti’adzah saat memulai membaca Al‐Qur’an
(bacaan ta’awudz/isti’adzah : “audzubillahiminassyaithoonirrojiim”)
Allah Ta’ala berfirrman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alllah dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
3. Fokus terhadap bacaan.
Hendaknya kita tidak membaca Al-Qur’an sambil tidur atau melakukan aktivitas lain selama membaca. Sebab otak kita tidak dapat membagi konsentrasi dalam melakukan 2 hal sekaligus.
4. Membaca dengan tajwid yang benar.
5. Membaca Al‐Qur’an menghadap kiblat.
Hal ini memang tidak terlalu diharuskan dalam membaca Al‐Qur’an. Namun, untuk lebih khusyu’ saat membaca Al‐Qur’an, sebaiknya membaca Al‐Qur’an dengan menghadap ke kiblat
6. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.
Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad)
7. Membaguskan suara ketika membacanya
Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan
kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar
kemampuannya.
8. Mengamalkan apa yang terkandung dalam Al‐Qur’an.
c. Adab Mendengarkan Al-Qur’an
Bersikap tenang, diam dan khusyu’ dalam mendengarkan, agar kita mendapat rahmat dari Allah SWT. Sebagaimana firmanNya dalam QS Al-A’raf:2 yang berbunyi : “Dan apabila dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah agar kalian dirahmati”
Daftar Pustaka :
Yusuf, Abu Hudzaifah. 2008. Adab Membaca Al-Qur’an (Online), (https://muslim.or.id/104-adab-membaca-al-quran.html) diakses pada 9 Mei 2016
Wahana, Nurul. 2014. Adab terhadap Al-Qur’an. (Online), (http://www.iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=2&id=119) diakses pada 9 Mei 2016.
Riyang. Adab Membaca Al-Quran (5) Adab Pendengar. (Online), (http://www.qonita.info/adab-membaca-al-quran-5-adab-pendengar/) diakses pada 9 Mei 2016.
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2015. Tidak Boleh Menyentuh Al-Qur’an kecuali Orang yang Suci (Online), (https://rumaysho.com/11234-tidak-boleh-menyentuh-al-quran-kecuali-orang-yang-suci.html) diakses pada 9 Mei 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar