Kalo
kamu pernah nonton acara “Super Deal 2 Milyar” di salah satu stasiun TV yg
pernah ngetrend beberapa waktu lalu, pasti kerap denger kata-kata “Zonk”.
Hadiah super deal itu kan untung-untungan,kadang peserta milih nomor yang pas
dibuka bukan hadiah yang muncul, tapi kata barang rusak ato apapun itu yang
berarti “Zonk”, alias lagi apes ato kurang beruntung.
Hal serupa juga juga pernah kualami,
tapi bukan di “Super Deal 2 Milyar” tentunya. Begini ceritanya….
Waktu aku di bandara manado, ke eskalator lantai
2, dari sebelah kanan ada mbak-mbak yang memanggil. 2 orang cewek berdiri di
depan Karena itu pertamakalinya aku
check in sendiri (sebelum-sebelumnya nggak ngurus sendiri soalnya, tinggal
berangkat aja..hehe..), aku tidak tau apa-apa, langsung nyamperin aja. Mereka
langsung menanyakan nama dan tujuan keberangkatan kami sambil menulisnya di
selembar kertas semacam karcis seperti gambar dibawah ini.
Sembari
memberikan informasi mengenai arah mana dan gate berapa yang kami tuju, serta
jam keberangkatan, mbak-mbak itu memberikan potongan karcis tersebut ke kami
dan meminta kami membayar 20 ribu. “ha? Bayar 20 ribu lagi?” dalam hatiku ragu.
Temanku yang juga meragukan stand itu, berkomentar
“apa
ini mbak, kayaknya seumur-umur aku naik pesawat gak ada deh bayar-bayar kayak
gini lagi. Apa ini…Gak resmi ini”
Dia
berkata dengan nada sedikit sinis karena merasa ganjal dengan stand tersebut.
Mbak-mbak itu lalu menjelaskan,
“ini
resmi mas. Ini tempat pemberhentian yang terakhir sebelum ke gate”
Kalo
ga salah gitu, aku sudah lupa kata2 pastinya, yang jelas mbak-mbak disitu
bilang kalau stand mereka adalah tempat pemberhentian akhir yang disarankan
setelah check in. Seakan itu suatu hal yang “wajib”, mereka berhasil
meyakinkanku untuk mengeluarkan uang 20.000. Temanku yg tadi berdebat dengan
orang asuransi itu, tanpa kusadari meninggalkan stand dan ngobrol dengan salah
satu petugas bandara.
Setelah membayar, aku langsung nyamperin temanku
yang sudah menuju ke arah gate. Aku kira dia sudah membayar juga, karena
setelah bertanya pada petugas, dia pergi begitu saja. Dan waktu aku nyemperin dia,
aku tanya “Dit, kamu dah bayar?”. Dia bukannya jawab, malah ketawa
terbahak-bahak. “hahaha… mbak kena Zonk !!! “
Aku
yang masih ga ngerti maksud perkataannya, masih bertanya-tanya, “maksudnya???”
“iya
mbak, itu tu gak resmi, kata petugas yg aku tanya tadi ga usah bayar gapapa…. Gak
resmi itu” masih dengan nadanya yg,,, puassss banget temennya kena Zonk. “Hehehe…
ga nyangka aja mbak bisa-bisanya termakan omongan orang asuransi itu”.
-__-‘
Cuma kena 20 ribu sih. Mungkin 20 ribu bukan
apa-apa bagi sebagian orang, tapi kalau dikalikan berapa puluh ato berapa ratus
orang yang kena setiap hari, ya banyak juga itu. Yang
perlu diingat, asuransi tersebut bukanlah bagian dari fasilitas Maskapai
ataupun bandara yang harus dibayar. Itu hanya tawaran dari perusahaan
asuransi. Biasanya yang belum pemula (jarang ato ga pernah naek pesawat)
langsung bayar begitu saja. Aku tidak mengatakan kalo itu penipuan, tapi pembayaran asuransi mnc life itu bukan suatu hal
yang wajib dibayar, meski dari cara meyakinkan mereka (kalo kita ga aktif
tanya-tanya) itu terkesan wajib. Padahal itu bukan sesuatu yg wajib dibayar. Bahkan
di suatu situs, ada yg menyebutkan kalo agen asuransi itu bilang ke orang-orang
bahwa pembayaran asuransi mereka itu “wajib”.
Aku mikirnya gini, kan tidak semua penumpang membayar asuransi itu. Dan satu-satunya tanda bukti penumpang bahwa dia bayar asuransi hanyalah sobekan kertas itu. Sedangkan kalo namanya kecelakaan pesawat, jangankan sobekan kertas asuransi yg entah ditaruh dimana ma penumpang, jasad penumpang ketemu aja udah syukur. Nah,, kalo gitu bagaimana cara menuntut kompensasi dari pihak asuransinya??? sedangkan belum tentu keluarga penumpang tau mengenai asuransi itu. kalopun tau, tidak ada bukti untuk menuntut kompensasi.
Aku mikirnya gini, kan tidak semua penumpang membayar asuransi itu. Dan satu-satunya tanda bukti penumpang bahwa dia bayar asuransi hanyalah sobekan kertas itu. Sedangkan kalo namanya kecelakaan pesawat, jangankan sobekan kertas asuransi yg entah ditaruh dimana ma penumpang, jasad penumpang ketemu aja udah syukur. Nah,, kalo gitu bagaimana cara menuntut kompensasi dari pihak asuransinya??? sedangkan belum tentu keluarga penumpang tau mengenai asuransi itu. kalopun tau, tidak ada bukti untuk menuntut kompensasi.
Tapi bagi yang tetap berkenan membayar asuransi tersebut ya silahkan saja. Tidak ada anjuran ataupun larangan dalam hal ini. Hanya sekedar menuangkan pendapatku mengenai asuransi ini. Seperti kata guruku dulu di ujung diskusi
biasanya tidak ada titik sepakat, “semuanya kembali ke individu masing-masing”.
Sekian… Semoga dapat
dijadikan pelajaran bagi yg lain. :)